Teknik Sipil Unmuh Jember Berani Gelar Kembali Kompetisi Stick Bridge Loading Tahun Depan.

Himpunan Mahasiswa Sipil Unmuh Jember berhasil gelar Kompetisi Stick Bridge Loading, kemarin (13/1/22).


    Acara tersebut dihadiri oleh 22 tim yang berasal dari SMA/K se-karesidenan Besuki Raya. Masing-masing tim terdiri atas tiga siswa dan seorang guru pendamping. Para peserta membuat prototype dari kayu balsa dengan ketentuan-ketentuan yang telah ditetapkan.

     Ketua Panitia, Dicky Herdiansyah dalam sambutannya menyampaikan kompetisi ini merupakan kompetisi yang pertama kali digelar oleh Prodi Teknik Sipil. Tujuannya adalah mengasah kreatifitas sehingga para peserta dapat membuat protoype seminimalis mungkin, dengan beban terkuat. Selain itu, ia tidak menyangka bahwa minat hadir dari peserta mencapai 22 tim. Ia berharap bahwa kompetisi agar terus berlanjut di tahun berikutnya.

     “Acara ini masih pertama kali untuk karesidenan Besuki Raya. Sebelumnya sudah kita laksanakan, namun tingkat prodi yang diikuti oleh mahasiswa Teknik Sipil Unmuh Jember." Dan finalisasinya, lanjutnya, kita mampu membuat rekor baru yaitu tongkat jembatan dengan berat 20gram mampu menahan beban seberat 67kg. Harapannya, dari kompetisi ini para siswa dapat menembus rekor tersebut.

     Di sela-sela acara tersebut, para mahasiswa Teknik Sipil memamerkan maket gedung dan jembatan yang dalam permodelannya terintegrasi dengan BIM (Building Information Modelling). Pembuatannya sendiri menggunakan beberapa aplikasi pendukung seperti SketchUp.

     Saat diwawancarai, Arista Putri, salah satu panitia memaparkan maket bangunan yang kita pamerkan merupakan bangunan yang sudah ada, kemudian kita potret dan sesuaikan berdasarkan skala. Proses pengerjaan dari konstruksi bangunan, modelling, hingga proses BIM sekitar dua bulan. Selain itu, Arista  menambahkan proyek pembangunan yang terhubung langsung dengan BIM ini akan mempermudah orang lain memahami isi bangunan melalui video.

     “Karena kita masih mahasiswa baru, jadi maket bangunan yang kita buat sudah ada (bangunan), kemudian kita ukur skalanya. Sedangkan untuk mahasiswa tingkat atas membuat maket yang bangunannya belum ada atau dalam tahap perancangan.” ungkapnya.

     Ditanya tentang biaya, Arista menjelaskan biaya yang dibuat bisa mencapai satu juta rupiah tergantung dari detail, skala, dan bahan yang digunakan oleh mahasiswa.

     Acara ini ditutup dengan pengumuman kejuaraan. Juara pertama diraih oleh SMK Teknologi Balung dengan berat jembatan 27,5 gram yang dapat menahan beban 37,2 kg, juara kedua diraih oleh SMKN 1 Glagah dengan berat jembatan 24,5 gram dapat menahan beban 27 kg, sementara juara ketiga diraih oleh SMAN 1 Besuki dengan berat jembatan 25,5 gram dapat menahan beban 27,3 kg.

     Para pemenang juara tersebut mendapatkan hadiah sejumlah nominal uang serta kesempatan masuk Unmuh Jember tanpa melalui tes.

Search