Previous Next

PEMBUATAN NIB SEBAGAI UPAYA MEMAJUKAN UMKM

 

Mahasiswa Universitas Muhammadiyah Jember yang tergabung dalam Kelompok 12 saat ini sedang melaksanakan KKN di Dusun Andongsari, Desa Tugusari, Kecamatan Bangsalsari, Kabupaten Jember. Tema KKN Kali ini mengusung tema NIB dan Sertifikasi halal, oleh karena itu mahasiswa KKN melaksanakan program kerja yakni membantu pelaku usaha UMKM untuk mendapatkan NIB  (Nomor Induk Berusaha) dan juga Sertifikasi Halal.

NIB dan Sertifikasi Halal menjadi hal yang harus diperhatikan dalam proses membangun usaha, karena kedua hal tersebut memegang peranan penting sebagai bukti legalitas dan pengenal resmi bagi UMKM tesebut. NIB berperan sebagai  identifikasi resmi bagi suatu usaha, sedangkan sertifikasi halal menjamin bahwa produk tersebut memenuhi standar halal yang sudah diakui oleh MUI.

Desa Tugusari memiliki empat dusun yang terdiri dari Andongsari, Sumbercanting, Sumberketangi, Krajan dan Perkebunan. Karakteristik dari desa ini adalah mayoritas penduduknya yang berprofesi sebagai petani kebun mengingat hasil bumi yang melimpah dan berkualitas. Hal ini kemudian dimanfaatkan oleh masyarakat yang berasal di desa tersebut, yaitu mendirikan UMKM. Kelompok KKN 12 melakukan survey selama selama tujuh hari untuk mengidentifikasi UMKM yang ada di desa tersebut, kelompok berhasil mengidentifikasi, data yang telah didapatkan dari beberapa UMKM telah memiliki NIB, namun banyak juga yang belum memiliki NIB. Kami membantu para pelaku UMKM untuk membuat dan mendaftarkan NIB dan Sertifikasi Halal. Pembuatan NIB dan Sertifikasi Halal sangat penting guna membantu dalam legalitas serta perizinan sesuai ketentuan hukum dalam penyelenggaraan usaha.

            Salah satu usaha UMKM yang kami identifikasi yakni usaha Tahu Tempe milik Bapak Argito yang telah berdiri sejak tahun 2004, akan tetapi usaha tersebut belum memiliki NIB dan juga Sertifikasi Halal. Usaha  ini awalnya dilatarbelakangi karena di dusun Andongsari belum ada pabrik tahu. UMKM ini sangat berpotensi untuk dikembangkan karena Bapak Argito tidak hanya memanfaatkan kedelainya saja, tetapi ampas tahunya juga dimanfaatkan sebagai pakan ternak dan dijual kembali.  Dari survey yang telah dilakukan oleh kelompok kkn 12, kendala yang dialami oleh pak argito adalah kurangnya tenaga kerja juga terkendala usia yang mengakibatkan tidak dapat memproduksi dengan jumlah banyak.

            Untuk langkah selanjutnya diharapkan masyarakat ikut berpartisipasi dalam membangun UMKM di Desa Tugusari agar lebih berkembang maupun dikenal oleh masyarakat luas, khususnya generasi muda sebagai penggerak utama  dalam mengembangkan potensi yang dimiliki.

Search